Rabu, 24 Agustus 2011

naruto azha...

I love Naruto So Much.... By: Neisha Namikaze Aizawa

the new friend in my life :)

Kutemukan seseorang yang bisa memberiku inspirasi.....
Semua bermula ketika mereka hadir dipenghujung senja nan elok di ufuk barat sana
Awal yang kaku tanpa komunikasi..
Dinner yang sangat rigid banget sampai akhirnya kami bicara.... :)
Tau apa yang terjadi selanjutnya???
We like naruto so much....
We talk about everything..... passion, fav. colour, education and so many others...
We matched!!!
 He's the jokin boy I've ever met @ my back here!
He has so many stories, experiences, jokes.... and made me laught!
The frozen time has gone! lost! we talk each other and happy of course
My new Broth3r.... erdnA leraF.... :) :) :)
I hope we'll have good relation 4ever!!!




Jumat, 12 Agustus 2011

CT Foundation....The Core episode 2!!! hadir kembali...... ;-)

The Core sambungan.......


Apa yang ia lakukan disini sendiri? Dengan berada dibalik pohon waru besar, aku bersembunyi mengamatinya. Seorang gadis yang duduk santai disebuah dahan rendah pohon besar yang berbatang bengkok, headsfree berwarna putih menggantung indah ditelinganya. Pandangannya kebawah dan begitu fokus, sesekali tangannya yang memegang pulpen bergerak seperti menulis sesuatu. Aku begitu yakin dia seorang siswi dari sekolah ini karena ia mengenakan seragam putih abu-abu.
            “Hai!” sapaku menghampirinya. Ia terkejut melihat kehadiranku yang tiba-tiba tetapi terlihat begitu tenang.
            “Hai,” balasnya, ia memicingkan mata waspada dengan alis bertaut memperhatikan wajahku seolah kehadiranku begitu mengusik ketenangannya. Dan matanya…
            Aku mengulurkan tangan tak peduli ia terganggu atau tidak. Sejenak ia mengernyit lagi dan dengan ragu menjabat tangan kasar lelaki asing didepannya.
            “Viona,” katanya singkat.
            “Egi Prayoga” balasku.
            Viona, nama yang indah. Sejenak diantara kami diam, Vio melanjutkan kembali kegiatannya seolah-olah aku seperti siluet yang lenyap disapu angin dan aku memperhatikan wajah manis yang sidikit dingin itu. Rambutnya hitam sebahu, berwajah oval dengan alis mata hitam tebal bak semut beriringan, dan mata itu… begitu indah, coklat kehitaman, begitu jernih dan bening. Baru kusadari, ternyata ia memegang buku pelajaran berlabelkan Kimia.
            “Vio, kamu suka tempat ini?” tanyaku dan mengusiknya untuk ketiga kalinya.
            “Ya, aku suka. Kamu anak baru dikelas XI-IPA 2 kan?” Tanya Vio balik. Aku kaget ternyata dia mau membalas pertanyaanku.
            “Kok tahu?”
            “Itu kelasku”, jawabnya. Aku mengangguk mengerti, itu artinya dia juga teman sekelasku. Vio memasukkan bukunya, mematikan discman dan menyimpan semua property miliknya itu kedalam tas. Ia mengubah posisi duduk dan mempersilakanku duduk didahan pohon rendah yang sebelumnya tempat kakinya yang dibungkus sepatu berselonjor.
            “Kok bisa kamu nyampai disini?” tanya Vio
            “Mm… gerah dan kelas ribut. So, aku hang out berjalan menuruti kehendak kaki ini kemana ia mau melangkah,” Vio tersenyum simpul.
            “Yang benar aja kehendak kaki? Kehendak hati kali, semua itukan pengkodean saraf motorik kamu yang ditransmisikan ke otak dan outputnya ya kaki kamu itu melangkah ketempat ini,” aku terkekeh geli.
            “Teoritis banget,”
            “Gak juga, emang in fact-nya kan? Bukan sekedar teori atau doktrin belaka, tapi udah dibuktiin oleh para Ilmuan dan Peneliti dengan riset-riset canggihnya yang berteknologi tinggi,” tukas Vio tegas dan tak ingin dibantah. Ia menatapku dengan bola mata indahnya itu. Sedetik aku merasa terhipnotis oleh matanya.
            “Sejak kapan kamu berada disini?” tanyaku mengalihkan ketegangan yang sempat terjadi ke topik semula.
            “Ya… sejak yang lalu untuk hari ini”
            “Maksudnya?” aku menatap Vio bingung.
            “Maksudku, aku baru sejam yang lalu datang ketempat ini untuk hari ini”
            “Kamu udah sering datang ketempat ini?” tanyaku lagi. Vio mengangguk dengan senyum simpulnya yang membuatku menahan nafas.
            “Aku suka datang ketempat ini menghilangkan rasa bosan dan juga kalau gak ada guru dikelas sejak tahun lalu, yah sama seperti kamu, aku datang pertama kali berdasarkan kehendak hati”.
            “Kamu tau tempat ini dari siapa?”
            “Penjaga sekolah. Dulunya tempat ini akan dijadikan tempat rumah kaca oleh sekolah tapi gak jadi beberapa siswa nemuin seorang cewek tergantung kaku ditempat indah ini dan akhirnya rencana sekolah itu gak jadi. Tempat cewek itu gantung diri tepatnya diatas dahan pohon dimana kita duduk sekarang”.

The kind Human!

Neisha Namikaze Aizawa

CT Foundation..... "Cerpenku hadir untuk kamu!" (Seri Berbeda;-))


Cancer And Love
Created By: Neisha Namikaze Aizawa

Apa yang berasal dari hati selalu menyentuh hati.
Buk! Prang!
“CUKUP!!! Tolong jangan berikan padaku lagi obat-obat menjijikkan ini! Aku muak! Aku bukan orang yang penyakitan! Aku anak yang sehat! Aku bukan penyakitan!!!” teriak seorang gadis dari ranjangnya setelah melemparkan semua botol obat yang diserahkan padanya. Dia menangis meraung-raung melihat hasil tes itu.
***
Tik, tik, tik,
Aku memperhatikan jarum itu lamat-lamat. Jarum yang lain menunjuk pada angka 10 dan 12. Lama sekali waktu berjalan, pikirku. Tap!
Mataku bertemu dengan mata tajamnya. Aduh jam, cepatlah bergerak! Perlukah kutambahkan bateraimu agar kau bergerak kencang? Diterpa angin atau ditatap seribu pasang matapun kau masih punya energi untuk bergerak, tidak sepertiku yang baru berpas-pasan pandangan sekilas dengan sepasang bola mata saja sudah membuatku mati kutu. I need a power!
“Sistem jaringan pada tumbuhan dikelompokkan menjadi 3. Sistem jaringan dermal, jaringan pembuluh dan jaringan dasar. Anak-anak, jaringan dermal itu yang membentukpembungkus luar tumbuhan dan periderm yang merupakan jaringan pelindung yang menggantikan epidermis dekat permukaan akar dan batang yang mengalami penebalan sekunder bla,bla, bla......”
Neisha Namikaze Aizawa :-)
Bu wati guru biologiku mengumandangkan firman-firman biologinya dengan semangat menggebu luar biasa, tanpa kupahami sedikitpun apa yang sudah disampaikannya. Masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Mampir keterminal neuron dikepalaku barang sedetikpun tidak. Ya ampun..., maafkan aku bu, muridmu yang kurang ajar ini sedang tremor oleh tatapan sekilas mata tajam itu.
TEEETTT......
Akhirnya bel itu berteriak juga, batinku lega. Dengan tergesa aku memasukkan buku kedalam drawer dibawah meja dan berhambur keluar. Tap! Pergelangan tanganku dipegang kuat seseorang yang tak asing lagi bagiku.
“Marsha, buru-buru amat sih! Nggak mau lagi nih nunggu sohibmu yang paling cakep ini?” tanya-nya. Aku berhenti.
“Ng... aku mau ketoilet, masa ngajak kamu sih? Kamu kan cowok,” jawabku lugas.

CT Foundation..... "Cerpenku hadir untuk kamu!"


The Core
Created By: Neisha Namikaze Aizawa

Senin, 9 Mei 2011
Jam menunjukkan pukul 12.02 ketika aku mulai merasa bosan dan gerah. Kelas yang pengap, rebut dan pesawat kertas melayang diudara, sedang sang mentari sedang tak ingin bersahabat disiang bolong ini membuat kulit berekskresi dan mengeluarkan air asin dari pori-pori.
Murid seperti apa yang berada dikelas ini? Semua orang ber-eforia ketika guru tidak masuk kelas. Aku mulai merasa ragu untuk bersekolah disini, padahal beberapa jam yang lalu aku menapakkan kaki dengan semangat baru dan berstatus anak baru.
            “Egi, kamu mau kemana?” Tanya seorang cewek yang belum kukenal dan menghampiriku.
            “Mm… aku mau cari angin segar, soalnya dikelas gerah,” jawabku datar.
            “Yaah… masa cuma panas yang kayak gini aja dibilang gerah sih? Secara kamu anak baru, main-main bareng kita dong biar kamu cepat kenal dengan temen sekelas,” ujarnya dan meraih pergelangan tangan kananku.
            “Ng… lain waktu aja ya?” balasku lalu menepis tangan berjari lentik itu dan melangkah meninggalkan kelas.
            Kaki ini melangkah tanpa tujuan, tapi aku berusaha mengikuti keinginannya agar suasana hati ini tenang. Lingkungan sekolah baruku ini belum kuketahui seluruhnya, hanya bagian-bagian penting yang sering dikunjungi siswa yang ditunjukan padaku pagi tadi oleh seorang teman kelasku bernama Airi.
Add caption
            Tanpa kusadari kaki telah melangkah jauh dari ruang kelas, melewati toilet wanita, gudang sekolah lalu memasuki suatu lapangan luas yang dipenuhi pohon dengan rumputnya yang hijau seperti hamparan savanna di Nusa Tenggara, pohon-pohon rindang tinggi menjulang, dilatari langit biru cerah beserta kicauan burung-burung yang terdengar merdu  memecah ketenangan daerah tersebut. Huft! Akhirnya udara segar yang kubutuhkan kutemukan disini.
            Aku melangkah lagi lebih jauh kedalam, seperti hutan terlarang dalam cerita Harry Potter dan aku berusaha menguak rahasia tempat indah ini dengan tekad seorang lelaki tangguh penuh keberanian dan... menemukan sesosok orang disana....... 
Bersambung.......,

Template by:
Free Blog Templates